Morfologi khas Lalat Buah Tephritidae

Secara sepintas, lalat buah mirip dengan lalat rumah, terutama ukuran tubuhnya yang hampir sama. Perbedaannya, lalat buah mempunyai warna tubuh yang lebih cerah, kombinasi antara warna hitam keabu-abuan, coklat bata atau oranye, kuning, dan putih. Warna tubuh lalat rumah cenderung kusam, yaitu kombinasi antara hitam dan abu-abu.

Lalat rumah (Novartis UK)

Lalat rumah (Novartis UK)

 

Lalat buah tephritidae (foto Nugroho Susetya Putra)

Lalat buah tephritidae (foto Nugroho Susetya Putra)

Beberapa ciri morfologi lalat buah yang khas di antaranya terdapat pada abdomen. Perhatikan gambar di atas. Abdomen didominasi warna coklat bata atau oranye dengan pola bercak berwarna hitam atau warna gelap lain. Pada beberapa spesies, misalnya Bactrocera dorsalis, pola bercak pada bagian dorsal abdomen menyerupai bentuk huruf T.

Pada abdomen lalat buah spesies B. calumniata bisa dijumpai pekten, yaitu sebaris bulu pada tergit ruas ketiga abdomen lalat buah jantan. Pada bagian dorsal abdomen, tepatnya pada ruas tergit kelima beberapa genus juga dapat ditemukan noktah bulat besar yang disebut seromata.

Grafik abdomen lalat buah

Grafik abdomen lalat buah (grafis oleh NSP, 2013)

Apa saja ciri-ciri morfologi khas lalat buah tephritidae hama yang perlu diketahui sebagai dasar untuk mencandra spesiesnya? Temukan penjelasan lengkapnya di buku LBHP. Silakan klik halaman Tentang LBHP untuk memperoleh halaman contoh buku.

Salam,

NSP & SPT

Mengapa Lalat Buah sulit dikendalikan?

Secara morfologis, lalat buah tephritid hama tampak lemah. Namun, hingga kini lalat buah ini adalah salah satu hama buah-buahan yang paling ditakuti oleh petani di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kok bisa? Bagaimana penjelasannya?

Lalat buah tephritid hama mempunyai beberapa sifat biologi yang membuatnya mampu berkembang menjadi sosok hama yang hebat. Pertama, kemampuan adaptasi lalat buah yang cukup hebat. Kedua, kemampuan adaptasi lalat buah, ditambah dengan mobilitasnya yang tinggi (karena lalat buah memiliki sayap) tersebut memungkinkannya mengarungi jarak yang cukup jauh untuk menemukan habitat yang sesuai. Ketiga, banyak spesies lalat buah tephritid adalah polifaga. Sifat ini tentu saja memberikan keuntungan spesies-spesies tersebut untuk selalu mendapatkan pakan (inang). Jika satu inang tidak tersedia, maka inang alternatif siap berperan sebagai pakan.

Selanjutnya, unsur manusia menjadi penyebab populasi lalat buah cenderung selalu tinggi sehinga sulit dikendalikan. Pengetahuan tentang biologi lalat buah tephritid hama masih cukup sedikit dipahami oleh masyarakat luas. Akibatnya mereka tidak memahami dengan baik kemampuan berkembang biak lalat buah di alam. Misalnya, buah-buah busuk yang jatuh ke tanah adalah merupakan salah satu media (penolong) larva instar terakhir untuk masuk ke dalam tanah, berpupa di kegelapan tanah, dan siap muncul menjadi lalat buah baru pada waktunya.

Larva lalat buah pada belimbing busuk (foto Nugroho S. Putra, 2013)

Larva lalat buah pada belimbing busuk (foto Nugroho S. Putra, 2013)

Apa saja sifat-sifat bioekologi lalat buah tephritid hama yang perlu diketahui sebagai dasar menyusun strategi pengendalian lalat buah yang paling efisien dan efektif. Temukan penjelasan lengkapnya di buku LBHP. Silakan klik halaman Tentang LBHP untuk memperoleh halaman contoh buku.

//

Seberapa dahsyat kerusakan oleh Lalat Buah?

Kerusakan pada buah akibat serangan (larva) lalat buah sebenarnya cukup hebat, karena kerusakan tersebut bersifat permanen (tidak bisa balik), dan fatal dalam waktu yang singkat. Buah yang sudah diteluri oleh lalat buah  mula-mula akan rusak ringan akibat aktivitas makan larva . Seiring dengan waktu, kerusakan tersebut diperparah oleh aktivitas organisme pembusuk sehingga benar-benar hancur. Dari sisi estetika, buah yang busuk tentu akan diabaikan oleh konsumen sehingga merugikan secara ekonomis (tidak laku dijual). Itulah yang disebut dengan kerusakan kualitatif.

Kemudian, buah yang sudah rusak akan membusuk, dan akhirnya jatuh ke tanah. Pada serangan berat, buah yang jatuh ke tanah juga akan cukup banyak. Oleh karena itu, kerusakan ini dapat pula disebut dengan kerusakan kuantitatif, yaitu menurunnya jumlah buah yang dapat dipanen per satuan luas per satuan waktu.

Buah belimbing gugur busuk

Lalu bagaimana seharusnya tindakan kita untuk mengurangi kerusakan tersebut? Temukan bahasan selengkapnya di buku ini. Klik pada halaman Tentang LBHP untuk mendapatkan informasi tentang cara memesan buku ini.

Mengenal buah yang sudah diteluri oleh lalat buah

Salah satu cara bagi pemilik pohon buah-buahan untuk menyelamatkan buah dari serangan lalat buah adalah dengan membungkus buah (akan dijelaskan lebih detil pada posting berikutnya). Cara ini cukup mudah dilakukan dan murah biayanya. Namun, buah yang dibungkus kadang-kadang sudah terlanjur diteluri oleh lalat buah, atau dibungkus namun tetap busuk. Nah, bagaimana cara mengenal gejala buah yang sudah diteluri lalat buah?
Bagian buah yang baru saja diteluri oleh lalat buah akan menampakkan luka kecil yang mengeluarkan cairan dari jaringan buah yang secara alamiah keluar akibat pelukaan oleh ovipositor (alat peletak telur yang bentuknya mirip jarum). Selanjutnya, luka-luka tersebut akan ditumbuhi mikrobia pembusuk sehingga berwarna coklat kehitam-hitaman. Pada tahap inilah lubang tempat penyisipan telur tersebut baru bisa dikenali. Namun sudah terlambat! Telur-telur yang diletakkan di dalam rongga di bawah permukaan buah sudah menetas menjadi larva yang siap merusak daging buah.
Titik hitam pada buah belimbing busuk
Lalu, kapan kita harus membungkus buah sebelum diteluri oleh lalat buah? Penjelasan lengkap disajikan di dalam buku ini.

Tentang Lalat Buah Tephritid

Sebenarnya, istilah lalat buah (fruit fly) dapat ditasbihkan pada dua jenis lalat, yaitu lalat cuka (famili Drosophilidae) dan lalat buah ‘sejati’ (famili Tephiritidae). Buku ini membahas lalat buah tephritid (selanjutnya disingkat LBT) yang di bidang pertanian berperan sebagai hama yang berbahaya.

Drosophila_melanogaster_-_side_(aka) en wikipedia org Andre Karwath

Drosophila melanogaster (en.wikipedia.org; Andre Karwath)

Lalat buah tephritidae (foto Nugroho Susetya Putra)

Lalat buah tephritidae (foto Nugroho Susetya Putra)

Ukuran tubuh LBT sangat mirip dengan lalat rumah, demikian pula morfologinya. Bedanya, LBT mempunyai warna tubuh cerah, terutama paduan antara hitam (abu-abu sangat tua), kuning, dan coklat atau merah bata. Paduan warna ini khas, dan sering digunakan sebagai penciri spesies LBT.

Perilaku LBT sedikit lebih ‘kalem’ dibandingkan lalat rumah. Ketika mereka ditemukan di tanaman, bisa jadi Anda dapat menangkap mereka dengan relatif mudah. Perhatikan cara mereka mencecap pakan berupa air, sekresi tumbuhan maupun serangga, kotoran binatang, dan bahkan mikrobia terutama bakteri. Jika  dilihat di bawah mikroskop, alat mulut LBT serupa dengan alat penyedot debu, dan cara kerjanya juga mirip.

Peran sebagai hama

LBT dapat mengakibatkan kerusakan kualitatif dan kuantitatif. Jika larva LBT yang disebut singgat meliang dan makan di dalam buah yang Anda beli, maka saya yakin, Anda akan segera membuang buah tersebut ke tong sampah. Itulah yang dinamakan dampak kerusakan kualitatif dari LBT. Artinya, kualitas buah yang terserang akan turun sehingga menjadi tidak disukai oleh konsumen. Sementara itu, yang dinamakan kerusakan kuantitatif oleh LBT adalah ketika volume panen buah per luasan per musim tanam turun akibat rusak atau hancur terserang LBT.

Meskipun sering menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar, peran penting LBT sebagai hama masih sering diabaikan. Perilaku masyarakat yang tidak memahami bioekologi LBT dengan baik merupakan penyebab pengabaian ini. Misalnya, masyarakat belum memahami bahwa buah busuk yang jatuh ke atas tanah harus dimusnahkan karena merupakan “jalur” larva lalat buah untuk berubah dan berkembang menjadi pupa yang tinggal di dalam tanah. Jadi, ketika Anda hanya menimbun buah-buah busuk tersebut, maka ibaratnya memberi kesempatan kepada larva-larva tersebut untuk berkembang menjadi individu LBT yang baru.

Sebagian orang juga menganggap bahwa lalat buah bisa dibunuh dengan pestisida. Pertanyaannya, jenis pestisida apa yang efektif untuk mengendalikan populasi mereka? Pestisida yang cukup banyak jenisnya tidak semuanya bisa digunakan untuk membunuh LBT mengingat dua alasan, yaitu efektivitas dan efisiensi, serta dampak buruknya terhadap musuh alami LBT.

Pengelolaan populasi

Populasi LBT sebenarnya dapat dikendalikan secara optimal dengan memadukan beberapa teknik dan strategi pengendalian. Pada skala kebun buah yang sempit, pembungkusan buah dapat menjadi alternatif pengendalian yang cukup efektif dan murah. Pada skala kebun yang lebih luas, penggunaan kombinasi perangkap dengan senyawa pemikat (atraktan) merupakan teknik pengendalian yang cukup banyak dipilih. Sementara itu, jika lalat buah menjadi hama yang bersifat endemik, maka teknik serangga mandul (TSM) menjadi pilihan yang realistik untuk menurunkan populasi lalat buah di lapangan, meskipun teknik ini membutuhkan dana dan persiapan yang cukup mahal dan rumit.

Mengandalkan musuh alami

Pemanfaatan musuh alami merupakan salah satu pilihan yang paling murah. Sejatinya, LBT mempunyai banyak jenis musuh alami. Parasitoid (tawon kecil) dan semut rangrang (Oecophylla smaragdina) adalah contoh musuh alami LBT yang cukup efektif.

Kunci keberhasilan pemanfaatan pasukan musuh alami terletak pada konservasi, yaitu menyediakan tempat hidup dan berkembang biak yang nyaman untuk mereka sekaligus meminimalkan pemakaian bahan-bahan kimia beracun, termasuk pestisida, yang berbahaya untuk mereka. Penanaman tumbuhan berbunga di sekitar tanaman buah merupakan salah satu upaya untuk membuat musuh alami LBT betah tinggal dan mungkin berkembang biak. Jadi, ketika LBT mulai mengancam, pasukan musuh alami tersebut akan secara alamiah membunuh dan mengendalikannya. Mudah dan murah!